KisahYang Selalu Mengharukan. by SatuMedia.Net. in Kisah. Reading Time: 3 mins read A A. A A. Reset. 0. 321. Dia tahu orang-orang badui dari Hijaz pasti suka dengan kekayaan. "Kalau kamu memberiku semua yang kamu punya dan semua yang dimiliki orang Arab, supaya aku meninggalkan agama Muhammad hanya untuk sedetik saja, aku tidak akan mau

loading...Ketika seorang Arab Badui bertanya kepada Rasulullah tentang keberadaan Allah Azza wa Jalla maka Allah menurunkan satu ayat dalam Surah Al-Baqarah. Foto ilustrasi/Ist/ Ada satu kisah seorang laki-laki Arab Badui ingin mengetahui keberadaan Allah 'Azza wa Jalla. Dengan rasa penasaran yang tinggi laki-laki itu mendatangi Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan mengutarakan pertanyaannya. Seperti diketahui orang-orang Arab Badui ini dikenal sebagai suku pengembara di jazirah Arab. Mereka tinggal di gurun pasir dan suka berpindah dari satu tempat ke tempat lain sembari menggembala kambing. Mereka adalah kaum yang belum mengerti tatakrama adab, namun dikenal sangat berani dan setia. Baca Juga Kisah Seorang Arab Badui Bertanya tentang Akhlak RasulullahKetika laki-laki Arab Badui itu bertemu Nabi صلى الله عليه وسلم, beliau ditanya "Wahai Rasulullah , apakah Rabb kita dekat sehingga kita berbisik kepada-Nya atau Dia jauh sehingga kita menyeru-Nya dengan suara keras." Mendengar pertanyaan ini, Nabi pun diam dan tak menjawabnya. Syeikh Prof Dr Imad Zuhair Hafidz, professor Fakultas Al-Qur'an Universitas Islam Madinah dalam Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah mengatakan, saat Nabi صلى الله عليه وسلم diam dan tak menjawab, maka turunlah ayat ini Surah Al-Baqarah 186. وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah, bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." QS Al-Baqarah Ayat 186Dalam satu hadis shahih Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda "Tidak ada seorang muslim pun berdoa dengan doa yang tidak terkandung di dalamnya dosa atau pemutusan silaturrahim kecuali Allah akan mengabulkannya dengan satu di antara tiga pilihan; yaitu memberikan apa yang ia minta, menyimpan doa itu untuk di Akhirat, atau menolak kejelekan yang setara dengan nilai doanya." Baca Juga Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, ia berkata bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda "Allah Ta'ala berfirman Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada itu kumpulan Malaikat." HR. Al-Bukhari, dan Muslim Hadis ini mengajarkan kepada kita agar senantiasa bersikap husnuzhan berprasangka baik kepada Allah. Ketika berdoa misalnya tetaplah opitimis bahwa doa kita akan dikabulkan. Sebaliknya jika kita merasa Allah itu jauh, maka yang terjadi pun demikian, Allah akan menjauhi Allah itu Maha Pemurah dan menyayangi hamba-hamba-Nya. Adapun persoalan hidup yang sering dihadapi manusia sejatinya sudah punyasolusi dalam Al-Qur'an . Berikut firman-Nyaوَمَنۡ يَّـتَّـقِ اللّٰهَ يَجۡعَلْ لَّهٗ مَخۡرَجًا"...Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya." Surah At-Talaq 2وَّيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُ‌ ؕ وَمَنۡ يَّتَوَكَّلۡ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسۡبُهٗ ؕ"Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya." Surah At-Talaq 3 وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا"Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya." QS. At-Talaq 4Inilah rahmat Allah yang begitu luas namun manusia sering melupakannya. Mudah-mudahan kita diberi taufik agar menjadi hamba-hamba yang bertakwa . Baca Juga Wallahu Ta'ala A'lamrhs

KeutamaanBerbagi Makanan. Muhammad Iqbal Syauqi 19 Juni 2017 22840. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam al Bukhari dan Imam Muslim, disebutkan bahwa Rasulullah ditanya oleh seorang sahabat, "Wahai Nabi, apa saja amal dalam Islam yang merupakan kebajikan?". Nabi menjawab, " Kamu memberi makan, serta kamu menyampaikan salam Jakarta - Ada seorang laki-laki beruntung yang mati syahid di jalan Allah SWT sekaligus mendapat kafan berupa baju perang Rasulullah SAW. Kematiannya juga disaksikan Rasulullah zaman Rasulullah SAW sering terjadi perang, banyak kisah menarik yang bisa diambil pelajaran di balik aksi membela Islam ini. Setiap yang mati syahid akan mendapatkan ganjaran yang setimpal dari Allah ditegaskan dalam surat Ali 'Imran Ayat 169-170 Surat Ali Imran ayat 169وَلَا تَحْسَبَنَّ ٱلَّذِينَ قُتِلُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمْوَٰتًۢا ۚ بَلْ أَحْيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَArab-Latin Wa lā taḥsabannallażīna qutilụ fī sabīlillāhi amwātā, bal aḥyā`un 'inda rabbihim yurzaqụnArtinya Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat Ali 'Imran Ayat 170فَرِحِينَ بِمَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِٱلَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا۟ بِهِم مِّنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَArab-Latin Fariḥīna bimā ātāhumullāhu min faḍlihī wa yastabsyirụna billażīna lam yal-ḥaqụ bihim min khalfihim allā khaufun 'alaihim wa lā hum yaḥzanụnArtinya Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih tentang laki-laki yang mati syahid secara istimewa dibagikan melalui buku Kisah Mengagumkan dalam Kehidupan Rasulullah SAW oleh Khoirul ada seorang laki-laki Badui pedalaman Arab, yang tinggal nomaden di kemah-kemah datang menemui Rasulullah SAW, lalu menyatakan beriman dan mengikuti beliau. la berkata, "Aku akan berhijrah bersamamu."Sebagai seorang mualaf, Rasulullah SAW dan para sahabat kemudian memberikan nasihat dan pengetahuan agama kepadanya. Laki-laki ini sangat bersemangat membela agama Islam, sampai ia menyatakan diri untuk ikut berperang bersama Rasulullah SAW dalam perang perang ini, kaum muslim yang dipimpin Rasulullah SAW akhirnya menang sehingga berhak mendapatkan ghanimah atau harta rampasan perang. Ghanimah ini kemudian dibagikan kepada pasukan muslim yang ikut berperang, termasuk sang laki-laki Badui pasukan muslim yang mendapatkan hak dari ghanimah tentu saja bergembira, tetapi tidak dengan laki-laki Badui justru bertanya, "Apa ini?"Para sahabat menjawab, "Ini adalah bagian ghanimah untukmu dari Rasulullah SAW."la lantas menerima bagian ghanimahnya, tetapi kemudian menghadap Rasulullah SAW seraya berkata, "Harta apakah ini?"Rasulullah SAW menjawab, "Ini adalah bagian ghanimah yang kuberikan sebagai bagianmu.""Ya Rasulullah, bukan karena alasan ini aku mengikutimu. Tetapi aku ingin agar suatu saat nanti aku terkena tancapan di sini sambil menunjuk ke lehernya sehingga aku terbunuh dan masuk surga." Ternyata ia berharap menjadi salah satu umat yang mati syahid."Jika kau menepati janjimu kepada Allah, Dia juga akan menepati janji-Nya kepadamu," tegas Rasulullah belum berakhir, pasukan umat muslim kembali bangkit dan melakukan penyerbuan perang. Ternyata di tengah peperangan ini, tampak beberapa orang menggotong laki-laki Badui yang berlumuran darah. Ia dibawa ke hadapan Rasulullah mengerikan, ia terkena panah di bagian lehernya. Bagian yang sebelumnya ia tunjukkan kepada Rasulullah keadaan laki-laki itu, Rasulullah SAW bertanya, "Apakah ini orang yang kemarin?""Benar," jawab para SAW kemudian bersabda, "la telah menepati janjinya kepada Allah. Maka, Allah pun menepati janji-Nya kepada laki-laki ini."Kemudian, Rasulullah SAW mengafaninya dengan baju zirah milik beliau. Baju ini dikenakan Rasulullah SAW untuk melindungi tubuh dari hanya itu, Rasulullah SAW juga bersaksi bahwa laki-laki ini mati syahid demi membela Islam."Ya Allah, ini adalah hamba-Mu. la keluar untuk hijrah di jalan-Mu dan terbunuh sebagai syahid. Maka, akulah yang menjadi saksi atasnya," ujar Rasulullah SAW usai menguburkan jasadnya. Simak Video "Sebulan Perang Saudara di Sudan, Sedikitnya 676 Orang Tewas" [GambasVideo 20detik] dvs/lus PerangNahrawan (bahasa Arab: معركة النهروان) adalah perang pada masa kekhalifahan Imam Ali as yang meletus setelah perang Shiffin.Yang melatarbelakangi perang ini adalah peristiwa hakamiyah pada bulan Safar tahun 38 H. Pihak yang diperangi oleh Imam Ali as pada perang ini adalah sebuah kelompok yang dikenal dengan nama Mariqin atau Khawarij. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID jCBj0u8mhn04HsBd9aoidKn3nhI4unqx-sjfoOTPLOquaWcFptIf1Q==
Suratat-taubah di atas dinasakh oleh firman Alloh " tidak sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang arab Badui yang berdiam di sekitar mereka tidak turut menyertai Rasululloh." (at-taubah;120). Pendapat lain mengatakan: semua golongan dari penduduk Arab yang muslim wajib berangkat perang.
Sudah 15 abad Rasulullah Al Musthafa Muhammad shallallahu alaihi wa sallam SAW berpulang ke rahmat Allah, namun ajaran dan kemuliaan akhlaknya terus bersinar dan dikenang. Ketika wafat pada tahun 11 Hijriah atau 633 Masehi itu usia 63 tahun, umat Islam sangat terpukul seakan-akan dunia kehilangan pemimpinnya. Namun, Allah berkehendak, agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW justru semakin berkembang hingga ke penjuru Beliau, Allah menjadikan Alquran dan Alhadits sunnah Nabi sebagai pedoman dan pegangan bagi umat Nabi Muhammad SAW . Betapa beruntungnya mereka yang hidup berdampingan dan ikut berjuang membantu Rasulullah SAW. Para ahlul bait dan sahabat adalah orang-orang pilihan yang membantu dan menyebarluaskan risalah Nabi tersebut. Baca Juga Biografi Nabi Muhammad, Manusia Teragung Sepanjang MasaBagi kita yang belum pernah bertemu sosok mulia Rasulullah SAW, tentu menyimpan kecintaan dan kerinduan yang mendalam. Sosok Beliau yang agung dan berakhlak mulia benar-benar tak pernah habis untuk diperbincangkan. Kecintaan umat kepada Rasulullah sering ditunjukkan sejak masa sahabat dahulu hingga para ulama masa kini. Mereka tak sanggup menceritakan kemuliaan Nabi Muhammad SAW atau melukiskannya dengan kata-kata. Hanya air matalah yang mampu menjawab pertanyaan tentang kemuliaan Nabi Muhammad SAW. Ada satu kisah seorang Arab Badui yang ingin mengetahui seperti apa akhlak Rasulullah SAW. Seperti dikutip dari akun PenaTarimStore yang bersumber dari 'Buku-Buku Islam' menceritakan, beberapa waktu setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, para sahabat masih dalam keadaan sangat berduka. Baca Juga Khutbah Terakhir Rasulullah Sebelum WafatSeorang Arab badui menemui Sayyidina Umar bin Khattab RA dan berkata, “Ceritakan padaku tentang akhlak Muhammad!” Sayyidina Umar menangis mendengar permintaan itu. Ia tak sanggup berkata apa-apa. Ia menyuruh Arab badui ini menemui Bilal RA. Setelah ditemui dan diajukan permintaan yang sama, Bilal pun menangis dan tak sanggup menceritakan apa pun. Bilal hanya dapat menyuruh orang tadi menjumpai Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA. Si Badui ini merasa Sayyidina Umar dan Bilal sahabat-sahabat senior dan setia Nabi? Mengapa mereka tak sanggup menceritakan akhlak Muhammad? Dengan berharap-harap cemas, Badui ini kemudian menemui Sayyidina linangan air mata Sayyidina Ali berkata, “Ceritakan padaku keindahan dunia ini! Badui ini menjawab, “Bagaimana mungkin aku dapat menceritakan segala keindahan dunia ini….” Baca Juga Kisah Mengharukan, Detik-detik Wafatnya Rasulullah SAWAli kemudian berkata, “Engkau tak sanggup menceritakan keindahan dunia padahal Allah telah berfirman bahwa sungguh dunia ini kecil dan hanyalah senda gurau belaka, lalu bagaimana aku dapat melukiskan akhlak Muhammad SAW, sedangkan Allah telah berfirman bahwa sungguh 'Muhammad Memiliki Budi Pekerti Yang Agung.”.Demikian kisah Badui yang penuh hikmah ini dan kita bisa memetik pelajaran bahwa keindahan akhlak Rasulullah SAW tak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Semoga Allah senantiasa melimpahkan shalawat dan keberkahan kepada Beliau dan keluarga sahabat serta pengikutnya. Aamiin.rhs
Read Now 📥 Download. eBook details. Title: Kisah Hikayat Si Arab Badui & Kasih Sayang Allah SWT Author : Muhammad Xenohikari Release Date : January 07, 2016 Genre: Islam,Books,Religion & Spirituality, Pages : * pages Size : 283 KB Description "Wahai orang Arab! Janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada juragannya. Rasulullah adalah pengemban tugas dari Allah untuk memberi petunjuk kepada umat manusia agar selalu beriman kepada-Nya. Tidak heran jika berbagai rintangan harus dihadapi Rasulullah untuk menyampaikan tugas dari Allah tersebut. Sebut saja ketika Nabi SAW mendapat siksaan dari kaum jahiliah, mendapat percobaan pembunuhan, hingga hal-hal aneh yang terkadang tidak mampu ditangkap akal sehat kecuali dengan keimanan. Di antara hal unik yang dialami Nabi SAW adalah ketika menghadapi tingkah laku orang yang belum tahu ajaran agama Islam. baca juga Kemenag Optimis Pembangunan Masjid MBZ Rampung Tepat Waktu Susun Standarisasi Honorarium Kemasjidan, Kemenag Ingin Pengurus Masjid Sejahtera Suasana Sholat Idul Adha di Berbagai Daerah di Indonesia Diceritakan, suatu hari Rasulullah SAW bersama sahabatnya tengah duduk di sebuah masjid. Tiba-tiba, mereka dikejutkan dengan datangnya orang badui yang seolah tanpa malu kencing di pojokan masjid tersebut. Artinya Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, "Suatu hari ada seorang dari suku Badui kencing di dalam masjid, para sahabat pun seketika naik pitam dan akan menghentikannya mengusirnya. Lalu Rasulullah SAW pun bersabda, 'Biarkanlah ia dan siramkanlah di atas air kencingnya satu timba air atau seember air, karena sungguh kalian diutus untuk memberi kemudahan dan tidak diutus untuk kesulitan'" HR. Bukhari. Berdasarkan kisah tersebut terdapat beberapa hikmah yang bisa dipetik. 1. Nabi SAW tidak tergesa-gesa untuk memarahi dan mengusir orang tersebut. Tetapi justru memilih untuk mencari solusi daripada menambah persoalan. Rasulullah SAW sengaja membiarkan orang Badui itu menyelesaikan kencingnya agar berpusat pada satu titik saja sehingga najis tidak menyebar ke mana-mana. Begitu pula Nabi SAW mempertimbangkan kesehatan orang Badui itu apabila dia diminta untuk menahan kencingnya. 2. Dari kisah tersebut juga menjadi bukti bahwa Rasulullah saw begitu toleran dan santun dalam menghadapi umat yang belum tahu. Dengan sikap yang tidak memarahi orang Badui itu, serta melarang para sahabat memarahinya, maka menunjukkan bahwa dakwah Nabi SAW penuh dengan kasih sayang. 3. Hikmah selanjutnya adalah mengenai cara menyucikan najis. Dalam keadaan seperti itu, Nabi menyuruh membersihkan najis cukup dengan menyiramkan air. Hal ini dilakukan karena pada zaman dahulu lantai masjid masih berupa tanah. 4. Kisah tersebut juga mengajarkan pada umatnya agar dalam setiap kejadian supaya tidak mempersulit diri tetapi mencari solusi yang bijak. Begitulah akhlak teladan Nabi saw yang wajib kita contoh ketika menghadapi persoalan yang bisa diselesaikan dengan bijak. Wallau a'lam.[]
20SAHABAT NABI YANG MATI SYAHID. 1.Shuhaib bin Sinan. Pada suatu hari, 'Ammar bin Yasir, mengisahkan peristiwa yang terjadi pada waktu itu. "Saya berjumpa dengan Shuhaib bin Sinan di muka pintu rumah Arqam, ketika itu Rasulullah Saw. sedang berada di dalamnya.
JAKARTA- Komunitas Arab badui pun mempunyai kecenderungan cara berpikir yang terbilang unik. Mereka umumnya ceplas-ceplos. Apa-apa yang di dalam pikiran seketika diucapkan atau dilakukan tanpa banyak mempertimbangkan perasaan atau kesan orang-orang sekitar. Di samping itu, orang Arab badui juga pemberani dan suka berterus terang. Dalam menyatakan keinginan, masyarakat dari kelompok etnis ini tidak melalui bahasa diplomatis. Karena itu, suku-suku lain cenderung tidak mau memedulikan mereka. Keadaannya dipandang sebelah mata. Dalam menyebarkan ajaran Islam, Nabi Muhammad SAW tentunya berinteraksi dengan semua kalangan, termasuk orang-orang badui. Beliau tidak pernah membeda-bedakan orang berdasarkan asal suku, warna kulit, kebangsaan, dan sebagainya. Sebab, risalah agama tauhid memang diperuntukkan bagi siapa saja. Seiring berjalannya waktu, cukup banyak orang Arab badui yang memeluk Islam. Apalagi, sesudah Rasulullah SAW hijrah dari Makkah ke Madinah. Dengan menjadi Muslim, karakteristik orang badui toh tidak berubah. Mereka tetap lugas, apa adanya. Dikisahkan, seorang badui pada suatu hari memasuki masjid. Dengan santainya ia berjalan melewati Nabi Muhammad SAW yang sedang duduk. Kemudian, lelaki itu berdoa dengan suara keras, “Ya Allah, ampunilah aku dan Muhammad. Janganlah Engkau mengampuni seorang pun selain kami berdua.” Mendengar itu, Rasulullah SAW tertawa. Sungguh, engkau telah menghalangi banyak orang, ujar beliau kepada orang badui ini. Tidak berhenti di sana. Setelah menyalami Nabi Muhammad SAW, pria tersebut beranjak hingga sudut masjid. Tiba-tiba, dia mengeluarkan barangnya dan buang air kecil pada tembok masjid itu. Seketika, jamaah bangkit dan hendak menyergap orang badui ini. Namun, Rasulullah SAW memberikan isyarat kepada mereka untuk tetap pada tempat masing-masing. Kemudian, beliau menghampiri lelaki itu dan berkata kepadanya, Sesungguhnya masjid ini tidak untuk buang air kecil di dalamnya. Masjid ini dibangun untuk orang-orang berdzikir kepada Allah dan sholat. Nabi Muhammad SAW lalu memerintahkan seseorang untuk menyiramkan air pada dinding bekas air pipis itu. Maka pulanglah orang badui tersebut ke rumahnya dengan aman, sembari membawa nasihat dari Rasulullah SAW tentang pentingnya kebersihan. Di lain kesempatan, beliau bahkan pernah menjadi korban dari perilaku orang badui yang kasar. Suatu hari, Nabi Muhammad SAW sedang berjalan bersama Anas bin Malik. Langkah kaki mereka terhenti karena mendengar suara orang memanggil dari arah belakang. Saat sedang menoleh ke arah sumber suara, Anas sangat terkejut. Ia melihat seorang Arab badui tiba-tiba menarik dengan keras selendang yang sedang dipakai Rasulullah SAW. Aku melihat leher Rasulullah SAW tercekik. Selendang itu membekas pada lehernya karena tarikan yang keras oleh lelaki ini, kata Anas menuturkan kisahnya. Nabi Muhammad SAW tidak marah. Malahan, beliau tersenyum ke arah pria tersebut. “Ya Rasulullah, berikanlah kepadaku harta Allah yang ada padamu ini!” kata si Arab badui sambil tetap menarik paksa selendang Nabi Muhammad SAW. Beliau kemudian membuka lilitan selendang itu dan memberikan benda tersebut kepadanya. Ada hikmah di balik cara Rasulullah SAW merespons tingkah laku orang-orang itu. Sesungguhnya, beliau mengajarkan kepada umatnya mengenai sikap kesabaran dan kelemahlembutan. Keduanya penting diterapkan dalam kehidupan, lebih-lebih kepada saudara seiman. Betapapun uniknya watak kaum Arab badui, mereka tetap menampilkan keteladanan sebagai umat Rasulullah SAW. Sebagai gambaran, umumnya kelompok etnis ini memiliki sifat dermawan yang melebihi rata-rata. Qais bin Sa'd mengaku pernah singgah ke tenda kabilah Arab badui. Waktu itu, dia dan kawan-kawan kehabisan bekal di tengah perjalanan nan panjang. Selama tiga hari, sahabat Nabi Muhammad SAW itu dan rombongannya dijamu dengan sajian daging unta yang hangat karena baru dimasak. Pada malam yang ketiga, Qais akhirnya menyadari. Setiap satu hari, satu unta disembelih oleh tuan rumah untuk para tamunya ini. Ketika ditanya, kepala suku badui itu menjawab, “Sungguh, kami tidak mau menjamu tamu dengan makanan yang telah bermalam tidak baru.” sumber Harian RepublikaBACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
Padasuatu hari ada seseorang lelaki badui (gurun) datang menghadiri majlis Nabi Shallallahu alaihi wasallam di Masjid Nabawi.. Tiba-tiba laki merasa kebelet untuk membuang hajatnya, maka diapun segera bangun dan kencing di pojok masjid. Alkisah, suatu hari Masjid Nabawi kedatangan seorang Arab dari wilayah perkampungan. A’rabiy istilahnya. Kemudian, tak lama setelah itu, ternyata orang Arab badui tersebut buang air kecil di area masjid Anda ketahui,bahwa masjid pada masa Nabi jelas tidak seperti masjid kita saat ini, yang menggunakan karpet, dikeramik lantainya, serta dibangun megah. Masjid pada masa Nabi beralaskan tanah, sehingga jika ada hujan, maka tanahnya menjadi basah dan repot digunakan selanjutnya? Orang Arab kampung yang kencing di masjid Nabawi itu tentu saja segera dikerubung para sahabat Nabi. Mereka mencela dan meneriaki perbuatan itu, sebagai sesuatu yang tentu saja kelewatan.“Sungguh buruk apa yang ia lakukan,”. Demikian ucapan salah seorang sahabat, sebagaimana diriwayatkan dalam kitab hadits Shahih Muslim.“Wahai kalian,” Nabi melerai mereka. “Biarkan saja dia sampai selesai,” bahkan dalam riwayat lain disebutkan, ”Siapa tahu dia akan masuk surga.” Sahabat yang mengetahui hal itu segera berhenti mencela orang Arab badui orang Arab badui itu berlalu, Nabi meminta kepada sahabat untuk mengambil air sekitar satu timba. “Siramkan air itu di atas tanah yang dikencingi tadi,” kata kisah tersebut, tentu satu hal yang dapat dipahami adalah betapa pengasihnya Kanjeng Nabi dalam mengajari umat. Beliau tidak langsung mengingatkan perbuatan si Arab dari kampung itu. Tentu si Arab badui itu akan merasa malu. Pun kepada para sahabat, Rasulullah juga melarang untuk mencela sebuah kekeliruan. Nabi tidak mencela mereka, malah mengajari mereka bagaimana cara menyucikan suatu bisa mengambil hikmah dari kisah tersebut. Nabi datang ke Madinah dengan tujuan yang mulia. Beliau dengan sifat pengasihnya menuntun umat menuju kebaikan. Beliau sangat berhati-hati mendahulukan welas asih dibanding benar meskipun lebih mengetahui tentang syariat, agar kerukunan tetap terbina. Jika saja dalam kisah tersebut Nabi langsung menyentak si Arab badui, siapa yang tahu kalau ternyata si Arab kampung tidak akan mengikuti ajaran Nabi. Kalau beliau membiarkan para sahabat mencela bahkan menyakiti orang itu, bisa saja ada konflik-konflik yang akan itu, Nabi juga mengajarkan bahwa mencela tidak akan menyelesaikan persoalan, melainkan mengajarkan umat bagaimana menjadi pribadi yang membenarkan orang lain dengan santun serta mencontohkan solusinya. Melalui peristiwa tersebut, para sahabat akhirnya tahu bahwa cara mensucikan najis akibat kencing adalah dengan menyiramnya. Ajaran sederhana itu pun akhirnya kita pahami hingga hari ini, karena keteladanan Nabi menyampaikan syariat dengan santun. Wallahu a’lam. Muhammad Iqbal Syauqi
kisah arab badui yang syahid
m8aF9tK.
  • m97e0pjjdd.pages.dev/345
  • m97e0pjjdd.pages.dev/366
  • m97e0pjjdd.pages.dev/125
  • m97e0pjjdd.pages.dev/291
  • m97e0pjjdd.pages.dev/184
  • m97e0pjjdd.pages.dev/255
  • m97e0pjjdd.pages.dev/383
  • m97e0pjjdd.pages.dev/388
  • m97e0pjjdd.pages.dev/329
  • kisah arab badui yang syahid